Instagram

Wednesday, March 16, 2016

TEOLOGI SAHABAT

TEOLOGI SAHABAT
Kata sahabat selalu identik dengan hubungan karib antar seorang dengan seorang lainnya. Sahabat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kawan; teman; handai; -- dekat sahabat karib; karib sahabat yang sangat erat (baik); menjadi seorang teman yang akrab; dia seperti kakak.[1] Kata sahabat muncul 53 kali dalam Perjanjian Lama dan 30 kali dalam Perjanjian Baru. Kali ini akan membahas mengenai arti kata dan makna kata sahabat dalam Alkitab.
Dalam Amsal 17:17  berbunyi “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Kata sahabat disini berasal dari kata אהב kata kerja qal partisif maskulin tunggal, yang berarti to love/to beloved atau cinta/orang yang dicintai. Kata kerja qal memiliki dua bentuk. Pertama, Stative, yang menyatakan suatu keadaan atau kondisi, seperti ‘be heavy’, ‘be small’, ‘be ashamed’. Kedua, Fientive, menyatakan tindakan/perbuatan, misalnya ‘go’, ‘give’, ‘put’. Sehingga bentuk yang tepat bagi kata ini adalah Fientive Verbs.[2]  Kata ini jenis kata Fientive, berarti kata ini merupakan bentuk pernyataan dari tindakan atau perbuatan seseorang terhadap seorang lainnya. Dalam Biblical Aramaic Berbentuk partisip, digunakan di antara kata kerja dan kata benda. Hal itu mungkin mengalami penurunan sebagai kata benda atau kata sifat lainnya. Sebagai kata benda atau kata sifat, partisip tidak memiliki waktu. Terdapat 2 (dua) bentuk partisip, yaitu: Pertama, partisip aktif dari konyugasi tunggal, adalah berbentuk kata sifat, qatil, yang nampak dengan kata sifat lainnya dalam suku kata terakhir; Kedua, partisip pasif dari konyugasi tunggal, adalah berbentuk qatil. Kata kerja partisip yang secara umum paling banyak digunakan dalam Biblical Aramaic adalah untuk menyatakan waktu sekarang. Kadang-kadang, sebagai kata kerja, partisip aktif digunakan untuk menyatakan sebenarnya dari semua bentuk waktu yang sama sebagai imperfek, dengan konteks yang menentukan bentuk waktu secara spesifik. Penggunaan partisip sebagai pengganti imperfek biasa ditemukan dalam semua bahasa dan dialek Aram, bahkan itu juga diserap ke dalam post-Biblical Hebrew. Partisip aktif umumnya digunakan untuk mengikuti bentuk: future, present, past, yusif, dan pernyataan ‘menjawab dan berkata’ atau ‘menjawab dan mengatakan’ (biasanya di antara kata kerja adalah partisip, tetapi kadang tidak perlu juga). Partisip pasif lebih sering digunakan sebagai predikat kata sifat (kadang-kadang sebagai kata sifat kualitas). Kadang-kadang, itu juga mungkin digunakan untuk menyatakan partisip aktif. Partisip pasif juga mungkin digunakan bersama dengan perfek untuk menyatakan pluperfek.[3] Kata benda maskulin tidak memiliki ciri tertentu yang menunjukkan jenis kelaminnya. Namun sebutan untuk manusia dan binatang tentu mengikuti jenis kelaminnya yang alamiah, misalnya laki-laki, suami, putra, dsb. Jadi dapat disimpulkan bahwa sahabat dalam bahasa Ibrani memakai kata אהב damempunyai arti yang sangat dalam, bahwa bentuk pernyataan dari tindakan/perbuatan yang mengasihi atau mencintai seseorang dengan bentuk waktu yang sama sebagai imperfek, dengan konteks yang menentukan bentuk waktu secara spesifik dan memiliki kekuatan maskulin yaitu kuat. Jadi kekuatan dari seorang sahabat sangat luar biasa.
Kata sehabat pertama kali muncul dalam Ulangan 13:6 “Apabila saudaramu laki-laki, anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan atau isterimu sendiri atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam, katanya: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang dekat kepadamu maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi, maka janganlah engkau mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia. Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, janganlah mengasihani dia dan janganlah menutupi salahnya”. Dalam ayat ini Musa mengingatkan kepada orang Israel untuk tidak mengikuti bujukan dari seorang Peran sahabat untuk berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal, jadi betapa pentingnya peran sahabat untuk dapat membujuk seseorang untuk membawa setiap langkah kita dalam menjalani kehidupan ini. Selanjutnya kata sahabat ini muncul pada Hakim-hakim 1:24 “Ketika pengintai-pengintai itu melihat seorang keluar dari kota itu, maka berkatalah mereka kepadanya: "Tolong tunjukkan bagaimana kami dapat memasuki kota ini, maka kami akan memperlakukan engkau sebagai sahabat." Para pengintai menjanjikan kepada orang Betel (ayat 23) untuk dapat mengatakan bagaimana mereka dapat memasuki kota Lus, sehingga ketika orang tersebut mengatakannya, para pengintai membiarkan mereka pergi, membiarkan mereka pergi berarti para pengintai memberikan kasih kepadanya sehingga dia tidak dibunuhnya.
Dalam konteks kitab sejarah, dalam 1 Raja-raja 4:5 Zabut bin Natan, yang adalah seorang imam menjadi sahabat raja. Istilah sahabat raja dipakai dalam arti yang lebih sekular, yaitu untuk seorang kepada daerah. Selanjutnya dalam 1Tawarikh 27:33  Ahitofel adalah penasihat raja; Husai, orang Arki, adalah sahabat raja. Cerita mengenai Husai orang Arki dapat dilihat dalam Yosua 16:2, kesetiaannya terhadap rajanya, dan kesediaannya menanggung risiko yg berbahaya, menunjukkan suatu pola pelayanan yg patut diteladani orang Kristen (2Sam 15:32). Kehadiran Husai di tempat tinggi di bagian timur Yerusalem di mana Daud berhenti, misinya yg berhasil menggagalkan saran Ahitofel, dan kehadirannya merupakan jawaban atas doa Daud (2 Sam. 15:31) Dalam daftar pegawai Daud, penulis Taw mendaftarkan nama Husai sebagai ‘sahabat raja’ (1Taw 27:33; 2Sam 15:37). Baana, anak dari Husai, muncul dalam daftar nama kepala daerah yg ditempatkan Salomo di seluruh Israel (1Raj 4:7,16).[4] Dan dalam 2 Tawarikh 20:7 “Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?” Dalam doa Yosafat ketika  bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan dia, Yosafat berdoa dan mengatakan kepada TUHAN untuk mengingat janji-Nya kepada sahabat-Nya Abraham. Abraham dikatakan sebagai sahabat ALLAH, karena kesetiaan dan kepercayaan Abraham kepada Allah.
Selanjutnya bebarapa kisah yang memuat mengenai hubungan seorang sahabat, yaitu dalam kitab Samuel. Disitu bagaimana Amnon mempunyai seorang sahabat bernama Yonadab, anak Simea kakak Daud dan si Yonadab adalah seorang yang sangat cerdik (2 Sam 13:3). Hubungan antara Husai yang adalah sahabat Daud, Husai yang sangat setia kepada Daud dan membela Daud di hadapan Absalom (2Sam. 16:16-18).
Dalam konteks kitab kikmat dan puisi menjelaskan bahwa banyak hal yang dapat merenggangkan hubungan sahabat karib, kata karib berasal dari kata אַלּוּף yang adalah kata benda umum maskulin tunggal absolut homonym. Kata ini memiliki arti bukan hanya karib tetapi familiar atau akrab”. Dalam keakrapan itu akan muncul di dalamnya kepercayaan (Yer. 11:19) dan orang kepercayaan atau teman karib (Yer, 3:4). Seperti dalam Amsal 16:28  “Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.” ; Amsal 17:9  “Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib”. Amsal 18:24  “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.” Amsal 22:11“Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja”Kitab Amsal berisi peribahasa-peribahasa umum yang singkat dan tajam mengenai masalah hidup; ini adalah kumpulan amsal ilahi yang menunjukkan jalan kekudusan.[5]
            Tetapi tidak selamanya sahabat akan slalu menaruh kasih dalam kehidupan kita. Karena melalui sahabat juga Tuhan akan memproses kita. Bayangkan saja seorang sahabat yang menaruh kasih dan sayangnya kepada kita dan juga merupakan kepercayaan kita, tiba-tiba meninggalkan kita. Kisah hubungan Ayub dan sahabat-sahabatnya dapat menjadi contohnya. Ketika sahabat-sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpah Ayub, mereka datang dan ibersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur Ayub (Ayb 2:11). Tetapi para sahabat Ayub tidaklah terus bersama Ayub ketika Ayub dalam mengadapi masalahnya dari Tuhan. Sahabat-sahabat mencomohhnya (Ayb 16:20) dan mempersalahkannya (Ayb. 32:3). Ketika seorang sahabat melakukan demikian, Ayub tetap mengarah kehidupannya kepada Allah dan mempercayai Allah, sehingga dapat kita liat Ayub dipulihkan keadaannya oleh TUHAN, dan memberikan kepada Ayub dua kali lipat segala kepunyaannya dahulu (Ayb. 42:10). Dalam kitab Mazmur juga bahwa “ Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku. “ (Maz. 41:9 (41:10). Ayat ini dikutip oleh Yesus dan menerapkannya pada peristiwa pengkhianatan-Nya oleh Yudas Iskariot, yang adalah sahabat yang dipercayai-Nya. [6] Dalam  Mazmur 88:18  (88-19) “Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.” Pengalaman pemazmur sangat mirip dengan pengalaman Ayub, walaupun di dalam kasus ini tidak diberi tahu alasan di balik penderitaannya dan diamnya Allah. Mazmur ini menyatakan bahwa Allah kadang-kadang mengizinkan saat-saat kesusahan dan putus asa di dalam kehidupan orang percaya. Sungguh merupakan pengalaman yang suram bila tidak ada alasan yang jelas untuk persoalan-persoalan kita dan bila Allah terasa jauh sekali. Sepanjang penderitaan semacam itu ada unsur misteri yang baru tersingkap waktu kita bersama Allah. Kita tidak boleh lupa bahwa pada akhirnya “baik maut maupun hidup ... baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang ... tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rom. 8:38-39).
            Begitu juga dalam kitab nabi-nabi besar dan kecil, kata sahabat karib juga ada di dalamnya. Seperti dalam Yeremia 20:10  “Aku telah mendengar bisikan banyak orang: "Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!" Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: "Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!"; Yeremia 38:22  “Sungguh, semua perempuan yang masih tinggal di istana raja Yehuda digiring ke luar ke hadapan para perwira raja Babel sambil berseru: Engkau diperdayakan, dikalahkan oleh sahabat-sahabatmu. Tetapi baru saja kakimu terperosok ke dalam lumpur, mereka sudah berpaling pulang.”; Obaja 1:7  “Sampai ke tapal batas engkau diusir oleh semua teman sekutumu; engkau diperdayakan, dikalahkan oleh sahabat-sahabatmu. Siapa yang makan sehidangan dengan engkau memasang jerat terhadap engkau. — Tidak ada pengertian padanya.”; dan Zakaria 13:6  “Dan apabila ada orang bertanya kepadanya: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini?, lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang kudapat di rumah sahabat-sahabatku!".







[1] Kbbi.web.id
[2]Ronald J. Williams, Hebrew Syntax An Outline, (London: University of Toronto Press, 1976), 27.
[3] Alger F. Johns, A Short Grammar of Biblical Aramaic, 25-26.
[4] Douglas, J.D.,Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid II, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2000.) hlm ..

[5] Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe volume 1, (Malang: Gandum Mas, 2001), hlm 563
[6] Donald C. Stamps, Alkitab Penuntun: Hidup Berkelimpahan,( Malang: Gandum Mas, 2010), hlm 859.